Google
 

Selasa, 15 Januari 2008

Jelang Galungan, Stok Janur dan Pisang Aman

DENPASAR (SINDO) – Menjelang hari raya Galungan dan Kuningan pada 23 Januari dan 2 Februari mendatang, stok janur dan pisang di Bali dipastikan aman. Sekitar 1.088 ton pisang akan didatangkan dari Jawa setiap harinya.

Janur dan pisang merupakan dua kebutuhan utama yang paling dicari umat Hindu di Bali pada setiap perayaan keagamaan. Pasalnya, janur dan pisang termasuk unsur wajib yang harus ada dalam setiap upacara keagamaan. Peningkatan permintaan atas janur dan pisang biasanya mengalami lonjakan luar biasa ketika hari raya tiba.

Namun pada Galungan dan Kuningan mendatang, persediaan janur dan pisang dipastikan bakal mencukupi seluruh permintaan masyarakat Bali. Kepala Sub Dinas Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, Bagus Ketut Wijaya, menegaskan hal itu di Denpasar kemarin.

Menurut Wijaya, timnya sudah melakukan pemantauan langsung ke pasar-pasar tradisional di Denpasar. Dari pantauan tersebut, diketahui bakal ada kiriman sebanyak 1.088 ton pisang dari Jawa Timur setiap hari sejak H-7 Galungan. Jumlah tersebut empat kali lipat lebih banyak dibandingkan hari biasa.

Kiriman sebanyak itu akan didatangkan oleh 34 pemilik kios penjualan pisang di Pasar Anyar Ubung, pasar induk yang selama ini dikenal sebagai pusat penjualan janur dan pisang asal Jawa. Rupanya, para pedagang pisang dan janur sudah mengantisipasi meningkatnya permintaan menjelang Galungan dan Kuningan. Pasalnya, pada hari biasa masing-masing kios hanya mendatangkan satu truk pisang ke Bali setiap harinya, atau setara dengan 8 ton pisang. Menjelang Galungan, masing-masing kios meningkatkan pasokan menjadi 4 truk pisang per hari, atau setara dengan 32 ton per hari. “Jadi kalau dihitung keseluruhan, ada 1.088 ton pisang yang didatangkan ke Bali setiap hari,” terang Wijaya.

Hal yang sama juga terjadi pada janur. Menurut Wijaya, kiriman janur ke Bali dari sentra-sentra penghasil janur akan ditingkatkan. Selama ini, banyaknya kebutuhan janur di Bali memaksa pedagang mendatangkan janur dari sejumlah daerah di luar Bali, seperti dari Jawa Timur, Lampung, bahkan Sulawesi.

Wijaya optimis langkah pedagang mendatangkan lebih banyak pisang dan janur ke Bali, akan sangat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. “Saya yakin, persediaan janur dan pisang cukup melimpah. Apalagi ka nada pasokan janur dan pisang dari Bali sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, harga Janur dan pisang di pasar-pasar tradisional di Bali sudah mengalami peningkatan. Menurut salah seorang pedagang pisang di Pasar Badung, Ni Nyoman Mendri, harga pisang ambon sudah mengalami kenaikan dari rata-rata Rp. 4.000 per kg menjadi Rp. 5.500 per kg. Pisang raja juga mengalami kenaikan dari Rp. 6.000 per kg menjadi Rp. 7.500 per kg. Mendri memperkirakan harga pisang akan terus melambung hingga hari raya Galungan dan Kuningan berakhir.

Kanaikan juga sudah terjadi pada harga Janur. Salah seorang pedagang Janur di Pasar Badung, Ni Wayan Ayu, mengakui ada kenaikan harga janur dari rata-rata 3.000 per ikat ukuran kecil menjadi Rp. 4.000.

Terkait kenaikan harga tersebut, Wijaya mengaku pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, harga janur dan pisang sangat ditentukan mekanisme pasar. “Kami dari Disperindag hanya akan memastikan bahwa persediaan mencukupi. Soal harga, kami nggak bisa berbuat apa-apa. Toh, saya piker wajar kalau para pedagang mencoba cari untung lebih di saat-saat seperti ini,” tandasnya. [ni komang erviani]

Tidak ada komentar: