Google
 

Selasa, 12 Februari 2008

Kriminal Warga Asing Rusak Citra Pariwisata

Pelaku pariwisata menyayangkan maraknya aksi kriminal terhadap warga asing di Bali belakangan ini, karena berpotensi merusak citra pariwisata Bali. Pihak kepolisian diharapkan bertindak cepat dalam kasus kriminalisasi warga asing.

Aksi kriminal terhadap warga asing yang belakangan makin marak di Bali, mengundang prihatin Kepala Dinas Pariwisata Bali I Gede Nurjaya. Apalagi, aksi-aksi kriminal tersebut banyak terjadi ketika Bali baru saja mendapat penghargaan sebagai destinasi eksotik dunia dari majalah Travel and Leisure, sebuah majalah paiwisata berkelas dunia. Penghargaan tersebut diterima Bali pada 18 Januari lalu. “Ini sangat memprihatinkan. Di satu sisi, kita sedang bahagia karena baru terima award, di sisi lain ada kejadian seperti ini,” ujarnya di Denpasar kemarin.

Di samping ada kebanggaan, menurut Nurjaya, pariwisata Bali kini juga menghadapi tantangan berat terkait ketertiban, keamanan, dan kenyamanan wisatawan. Kasus kriminal terhadap warga asing dipastikan akan berpengaruh pada pariwisata Bali bila aparat kepolisian tidak bertindak cepat.

Menurut Nurjaya, maraknya kasus criminal berpotensi merusak citra pariwisata Bali di dunia internasional. Karenanya, kasus yang ada harus disikapi dengan cepat. “Dan kita berharap polisi cepat temukan pelaku aksi-aksi kejahatan itu,” tegas pria asal Buleleng itu.

Dikatakan, aksi-aksi kriminal terhadap warga negara asing sebenarnya juga banyak terjadi di sejumlah destinasi pariwisata lainnya di dunia. Hanya saja, pemberitaannya tidak sampai ke luar. “Kejadian begini sebenarnya sering terjadi di mana-mana. Hanya saja, pemberitaannya tidak sampai ke negara kita,” tambah Nurjaya.

Di samping polisi, Nurjaya juga mengingatkan pentingnya peranan seluruh masyarakat dalam menjaga keamanan Bali. “Pengamanan kan bukan hanya tugas polisi. Semua pihak ikut menjaga keamanan, termasuk wisatawan yang datang ke Bali,” tandasnya.

Nurjaya menegaskan bahwa sistem keamanan pariwisata Bali sudah diupayakan semaksimal mungkin. Salah satunya dengan program sertifikasi keamanan di hotel-hotel di Bali. Namun ia mengingatkan bahwa perlu ada kesinambungan pengamanan oleh semua pihak. “Kalau tidak dijaga, kasus seperti ini akan bertambah terus. Harus ada sikap proaktif dari seluruh masyarakat. Keamanan itu kan kebutuhan semua pihak, tidak hanya wisatawan,”ujar dia.

Untuk mengurangi dampak negatif dari kasus-kasu criminal terhadap warga asing, Nurjaya mengaku berupaya memberi dorongan psikis kepada korban atau keluarga korban. Hal itu dilakukan selain untuk membantu menguatkan psikis korban atau keluarganya, juga untuk memberi kesan positif atas pariwisata Bali.

Secara terpisah, Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Ngurah Wijaya menegaskan pentingnya peningkatan keamanan di fasilitas-fasilitas akomodasi seperti hotel, villa atau bungalow. Namun senada dengan Nurjaya, Wijaya juga mengingatkan bahwa keamanan tidak melulu hanya tugas aparat. “Tapi kiranya bukan hanya aparat, tapi masyarakat juga harus tingkatkan keamanan. Karena Bali sudah jadi destinasi dunia,” tegasnya.

Aksi kriminal yang menyasar warga negara asing belakangan makin marak di Bali. Terakhir, kasus pembunuhan menimpa seorang warga negara Australia bernama Heidi Murphy, 10 Feb. Perempuan 35 tahun itu ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di penginapan yang disewanya, Vila Mekar Sari, Kuta Utara, Badung. Sebelumnya, pada 9 Feb, aksi perampokan dan pembacokan menimpa warna negara Flipina bernama Fransisco Eli Zalden yang menginap di Villa Mebeline. Beruntung, Zalden selamat. [ni komang erviani]

Tidak ada komentar: