Google
 

Kamis, 27 Desember 2007

Turis China ke Bali Naik 113,2 %

DENPASAR(SINDO) – Selama 2007, jumlah wisatawan China yang melakukan perjalanan wisata ke Bali naik hingga 113,2%. Pada 2006, jumlah turis dari China hanya 36.394 orang, kini meningkat jadi 77.592 orang.

“Bahkan, mampu menempati urutan VI pada 2007, dari peringkat XI pada 2006, setelah Jepang,Australia,Taiwan, Korea, dan Malaysia,” kata praktisi pariwisata Bali Tjok Gde Agung kemarin. Turis asal Hong Kong yang melancong ke Bali juga mengalami peningkatan signifikan, yakni 29%, dari 8.572 orang menjadi 11.055 orang.

Pengusaha di sektor pariwisata ini mengaku gembira atas jumlah kunjungan wisatawan dari China dan Hong Kong tersebut.Namun, Tjok Agung mengimbau pemerintah bersama komponen pariwisata agar tetap bekerja keras untuk bisa menarik wisatawan China ke Bali. Ini penting, mengingat jumlah warga China yang melakukan kunjungan ke luar negeri sekitar 34 juta per tahun. Berarti, turis China yang berlibur ke Bali tidak lebih dari 0,2% jika dibanding dengan masyarakat asal tirai bambu itu yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Karena itu,Pemprov Bali perlu lebih kerja keras.“Jumlah itu bertambah terus setiap tahunnya,” tandas Tjok Agung yang juga pengusaha di bidang perhotelan. Pada 2002 lalu pernah ditargetkan turis asal China yang akan berlibur ke Bali sedikitnya 150.000 orang per bulan. Namun, belum pernah terealisasi sepenuhnya hingga sekarang. Salah satu kendalanya yakni terkait pengurusan visa. “Begitu pula jasa penukaran uang China (Yuan) masih langka di pulau wisata Bali.” Di sisi lain, Tjok Agung mengaku bangga dengan seringnya para pejabat di Bali yang mendatangi China dalam rangka menarik kedatangan para turis.

“Perjalanan dinas ke China tentu dengan mewacanakan sekaligus mempromosikan sektor pariwisata di negeri tersebut.” Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali juga pernah mengikutsertakan para pengusaha dan perajin dalam kegiatan pameran dagang bertaraf internasional di China dan cara itu pula dapat menarik minat turis negeri itu ke Bali. Di bagian lain, cuaca buruk yang melanda wilayah Bali akhir-akhir ini membuat para pengusaha wisata bahari merugi.

Pasalnya, banyak wisatawan membatalkan rencananya berwisata di laut. Para pengusaha wisata bahari mengaku, pembatalan mencapai sekitar 50–70% dari total booking. “Dalam seminggu ini, cancellation (pembatalan) yang kami terima mencapai 50% dari total booking,” kata I Ketut Ena Partha,pemilik Ena Dive Center. Pengusaha yang berkantor di Jalan Danau Tamblingan,Sanur, ini menjelaskan, aksi pembatalan disebabkan banyaknya wisatawan yang merasa khawatir melakukan aktivitas wisata di laut dalam cuaca buruk.

Pembatalan tidak cuma dilakukan untuk kegiatan diving,tetapi juga wisata memancing dan wisata melihat dolphin (lumbalumba). Pembatalan banyak dilakukan wisatawan Jepang dan Eropa. Ena mengaku, banyaknya cancellation menyebabkan kerugian yang lumayan besar.Sebagai gambaran saja, tarif yang dipatok untuk sekali diving mencapai USD70–120 atau Rp650 ribu–Rp1 juta.

Meski merugi, Ena mengaku usahanya cukup terbantu dengan adanya wisatawan yang tetap berani melakukan aktivitas bahari. Beberapa wisatawan tetap nekat melakukan diving ataupun memancing meski hujan. Menurut Ena, cuaca buruk di masa akhir tahun sudah menjadi hal biasa yang rutin terjadi. Cuaca buruk yang terjadi kali ini justru dinilai tidak terlalu buruk karena air laut tidak terlalu keruh dan arus tidak terlalu kencang.

Arus kencang hanya terjadi di perairan sebelah selatan Sanur, yakni di kawasan Uluwatu yang menjadi lokasi melihat dolphin. Karena itu, aktivitas wisata untuk sementara tidak diarahkan ke sana. “Sepanjang situasinya masih cukup aman, kami tetap melayani wisatawan yang tetap ingin berwisata di laut.Faktor keamanan bagi kami tetap di atas segalanya.” (ni komang erviani/ant / dimuat di Koran SINDO Edisi Kamis 27 Des 2007)

Tidak ada komentar: