Google
 

Senin, 31 Desember 2007

Penjualan Miras Naik Drastis

DENPASAR (SINDO) – Penjualan minuman keras (miras) di Bali jelang tahun baru naik drastis hingga empat kali lipat dari hari biasa. Outlet-outlet penjualan miras di obyek-obyek wisata pun menambah stok jelang detik-detik pergantian tahun.

Melonjaknya penjualan miras dirasakan oleh hampir semua outlet penjualan miras, terutama di obyek-obyek wisata. Ibusama Wine and Spirits Shop yang terletak di Jalan Danau Tamblingan Sanur Denpasar misalnya, sejak seminggu terakhir telah mengantongi omset Rp. 15 juta per hari. Padahal di hari biasa, outlet yang menjual berbagai jenis miras produksi dalam dan luar negeri tersebut hanya mengantongi omset rata-rata tujuh sampai delapan juta per hari. Omset tersebut dipastikan makin melonjak pada detik-detik pergantian tahun. “Biasanya kalau pas tanggal 31 desember, bisa sampai empat kali lipatnya,” jelas Wayan Sri Utami, penjaga outlet.

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, jelas Sri, omset yang diperoleh tepat di penghujung tahun mencapai Rp. 30 juta. Karena itu, stok miras ditambah untuk mengantisipasi lonjakan pembeli. Waktu buka outlet juga akan diperpanjang untuk melayani pembeli. Bila pada kondisi normal outlet buka sampai pukul sebelas malam, pada malam tahun baru diperpanjang hingga pukul dua pagi. “Penjualannya mulai naik sejak dua hari sebelum Natal. Malam tahun baru pembeli pasti makin banyak,” terang Utami.

Kenaikan penjualan terutama terjadi pada miras jenis spirit wiski dan wine. Selain itu, penjualan arak bali juga diakui lumayan tinggi. “Kalau arak, biasanya banyak dibeli orang lokal. Bule biasanya lebih suka wine atau spirit,“ ujar Utami sembari menyebut ada 300 merek miras yang dijual di outletnya. Harga miras yang dijual bervariasi, dari Rp. 17.000 sampai Rp. 3 juta per botol. “Harganya tergantung mereknya,” tegas Utami.

Lonjakan penjualan miras juga diakui Indri, penjual miras lainnya di kawasan Sanur. Indri bahkan merasakan kenaikan penjualan miras sejak awal Desember. Dikatakan, sejak awal Desember pihaknya sudah mengantongi omset penjualan sebanyak 85 jura rupiah. Padahal sebelumnya, omset total sebulan biasanya hanya mencapai 70 juta rupiah.

Meski optimis peningkatan penjualan akan makin tinggi pada detik-detik pergantian tahun, namun Indri mengaku tidak menambah stok. Pasalnya, stok yang dimiliki supplier sudah menipis. “Inginnya sih nambah stok. Tapi supplier sudah nggak punya stok. Jadi terpaksa kami jualan apa adanya,” cerita Indri.

Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Bagus Ketut Wijaya, mengakui kecenderungan peningkatan transaksi penjualan minuman keras menjelang tahun baru. Hal itu diduga karena banyaknya pesta tahun baru dengan minuman keras. Untuk mengantisipasi penyimpangan dalam distribusi miras, pihak disperindag menurutnya terus menurunkan tim untuk melakukan pemantauan. “Walaupun libur, tim pemantau tetap turun untuk menghindari adanya penyimpangan,” jelasnya kepada SINDO di Denpasar kemarin.

Secara umum, Wijaya juga mengakui adanya peningkatan transaksi penjualan miras di Bali selama tahun 2007 ini. Peningkatan terutama terlihat pada transaksi penjualan miras goloang B dengan kandungan alkohol 5-10 persen. Penjualan miras golongan B pada tahun 2007 ini (data sampai 27 Desember) mencapai 2,15 juta pieces, melonjak dari tahun 2006 lalu yang hanya 1,2 juta pieces. [ni komang erviani]

Tidak ada komentar: