Google
 

Kamis, 27 Desember 2007

Cuaca Buruk, Pengusaha Wisata Bahari Merugi

DENPASAR (SINDO) – Cuaca buruk yang melanda wilayah Bali akhir-akhir ini, membuat para pengusaha wisata bahari merugi. Pasalnya, banyak wisatawan membatalkan rencananya berwisata di laut. Pembatalan mencapai sekitar 50 – 70 persen dari total booking.

Salah seorang pengusaha wisata bahari yang berkantor di Jl. Danau Tamblingan Sanur, I Ketut Ena Partha, mengakui banyaknya cancellation (pembatalan) sejak hujan disertai angin terjadi di Bali. Pemilik Ena Dive Center itu menjelaskan cancellation yang diterima sebanyak 50 persen dari total booking dalam satu minggu terakhir. Pada Rabu (26/12) kemarin misalnya, ada 10 orang wisatawan yang membatalkan rencana diving (menyelam). Sementara pada Selasa (25/12), ada 5 cancellation.

Aksi pembatalan disebabkan karena sebagian besar wisatawan merasa khawatir melakukan aktivitas wisata di laut dalam cuaca buruk. Pembatalan tidak cuma dilakukan untuk kegiatan diving, tetapi juga wisata memancing dan wisata melihat dolphin (lumba-lumba). Cancellation banyak dilakukan wisatawan Jepang dan Eropa. “Rata-rata mereka takut beraktivitas di laut,” ujarnya.

Banyaknya cancellation, diakui Ena, menyebabkan kerugian yang lumayan besar. Sayang, Ena enggan menyebut total kerugian yang dialaminya. Namun sebagai gambaran saja, tariff yang dipatokj untuk sekali diving mencapai USD 70 – 120, atau Rp. 650 ribu sampai Rp. 1 juta rupiah.

Meski merugi, Ena mengaku usahanya cukup terbantu dengan adanya wisatawan yang tetap berani melakukan aktivitas bahari. Beberapa wisatawan tetap nekat melakukan diving ataupun memancing, meski hujan. Menurut Ena, cuaca buruk di masa akhir tahun sudah menjadi hal biasa yang rutin terjadi. Cuaca buruk yang terjadi kali ini, justru dinilai tidak terlalu buruk karena air laut tidak terlalu keruh dan arus tidak terlalu kencang. Arus kencang hanya terjadi di perairan sebelah selatan Sanur, yakni di kawasan Uluwatu yang menjadi lokasi melihat dolphin . Karenanya, aktivitas wisata untuk sementara tidak diarahkan ke sana. “Sepanjang situasinya masih cukup aman, kami tetap melayani wisatawan yang tetap ingin berwisata di laut. Yang pasti, faktor keamanan dan keselamatan bagi kami tetap di atas segalanya,” ujarnya berpromosi.

Kerugian yang cukup besar juga dirasakan pengusaha wisata bahari lainnya, Yos WK. Amertha. Pemilik Yos Dive Center itu bahkan mengakui menerima pembatalan sebanyak 70 – 80 persen dari total booking. Padahal, booking yang ada untuk akhir tahun ini menurutnya cukup besar. Sayang, Yos menolak menyebutkan jumlahnya secara rinci. “Cuaca buruk, bisnis wisata bahari juga terpuruk,” begitu Yos.

Walau harus menanggung kerugian yang cukup besar di akhir tahun, namun Yos mengaku senang dengan perkembangan bisnis wisata bahari di Bali selama tahun 2007 ini. Pria yang juga Ketua Gabungan Wisata Bahari (Gahawisri) Bali itu menilai bisnis pariwisata di tahun 2007 sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun 2006. “Semoga di tahun depan bisa lebih baik lagi,: harapnya. [ni komang erviani]

Tidak ada komentar: